Pusat Pelatihan dan Penyuluhan
KP, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KP, Kementerian Kelautan dan Perikanan
melaksankan kegiatan rutin Video Conference (Vicon) setiap Hari
Kamis bulan berjalan, dengan Topik Biokonversi Limbah Organik Mengunakan
Magot Sebagai Alternatif Bahan Baku Pakan Ikan yang disampaikan oleh
Narasumber Dr. Melta Rini Fahmi, Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok, Pusat
Riset Perikanan, BRSDMKP sementara Moderator Dwi Nurfitriyanti, S.Pi
Kegiatan Vicon Kamis, 27 Juli 2017 dikuti 8 (Delapan)
Mitra Vicon se Indonesia yakni Kabupaten Belitung Timur, Kota Palu, Kabupaten
Karawang, Kota Ternate, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten OKI, Kabupaten Pekanbaru
dan Kabupaten Pasuruan.
Narasumber menyampaikan bahwa
Magot merupakan larva serangga Black Soldier Fly (Hermentia illucens,
Stratiomydae, Diptera), keberadaanya dapat ditemui hamper seluruh Indonesia
bahkan diseluruh dunia dengan ukuran larva 2 Cm. Maggot memiliki banyak
kelebihan diantaranya:
1. Dapat mereduksi sampah organik (dewetering);
2. Dapat hidup dalam toleransi pH yang cukup luas;
3. Tidak membawa atau agen penyakit;
4. Mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
(40-50%);
5. Masa hidup cukup lama (± 4 minggu) dan untuk
mendapatkanya tidak memerlukan teknologi tinggi.
Black Soldier Fly (Hermentia
illucens) adalah serangga yang hidup dipepohonan yang berbunga serta ditempat
Sampah. Sari bunga (madu) merupakan makanan utamanya. Siklus
hidupnya selalu melakukan metamorfosa seperti kupu-kupu. Black soldier
yang sudah dewasa akan kawin dan selanjutnya akan meletakkan telurnya pada
media yang memungkinan sebagai makanan bagi larvanya. Dalam waktu 2-4
hari telur akan menetas menjadi maggot kecil, selanjutnya akan bertambah besar
sampai 2 cm pada umur 4 minggu. Sampai umur 2 minggu maggot masih
berwarna putih dan selanjutnya warna semakin berubah menjadi kekuningan sampai
hitam dan menjadi pupa pada umur ± 4 minggu. Setelah 4 minggu pupa akan
menetas menjadi serangga dewasa.
Manfaat Magot dalam Dunia
Pakan Ikan sebagai berikut:
· Rich Nutrition: Protein
40-48 %, Lemak 25-32%
· Low
investment: Produksi magot tidak membutuhkan air, listrik dan bahan kimia,
dan infrastruktur sederhana
· Enviromental
friendly: mampu mendegradasi limbah organik menjadi material nutrisi lainnya
· Low Technology:
teknologi produksi magot dapat diadopsi dengan mudah oleh masyarakat
· Industri scale:
Magot dapat diproses menjadi tepung magot (Mag meal)
Budidaya Magot bisa
diimplemetasikan diberbagai Daerah di Indonesia sebagai bahan alternatif Pakan
Ikan. Bahkan para Penyuluh Perikanandan kelompok masyarakat Nelayan mampu
melakukan budidaya secara sederhana di daerah binaaan masing-masing. Budidaya
Magot memberikan keuntungan yang besar secara Finansial serta memberi kemudahan
bagi pelaku budidaya ikan.
Pada sesi tanya jawab,
Moderator memberikan kesempatan kepada peserta Video Conference untuk
memyampaikan beberapa pertanyaan atau masukan terkait dengan Topik yang
disampaiakn oleh Narasumber. Adapun Perwakilan mitra vicon yang mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
1. Dari Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan pertanyaan
terkait dengan bagaimana cara membudidayakan Magot secara berkelanjutan?
2. Dari Lampung Selatan, Apakah Budidaya Magot sudah
memiliki SNI sebagai dasar Alternatif Pakan Ikan?
Adapun Respon Dr. Melta Rini
Fahmi selaku Narasumber tekait dengan pertanyaan dan masukan dari peserta vicon
yakni bahwa cara melakukan Budidaya Magot sangat mudah dan sederhana di
masing-masing Daerah, seperti di Kota Palu, yakni dengan melihat siklus Magot,
pertama-tama menyiapkan tempat untuk melakukan proses bertelur serta menyiapkan
kandang bagi magot. Untuk lebih jelas dan lengkap bisa dilihat atau diakses melalui
bahan presentasi,
Sementara terkait dengan SNI
bagi Magot sebagai bahan Baku Alternatif Pakan Ikan belum ada, akan tetapi
secara Riset sudah di akui.
Materi dan Video Materi
Vicon Biokonversi Limbah Organik Mengunakan Magot Sebagai Alternatif
Bahan Baku Pakan Ikan dapat diunduh melalui website PuslatluhKP
Link Download Materi
Video
http://bit.ly/2vank69
Alamat kantor
Narasumber:
DISUNTING MELAUI PUSLUH BRSDMKP
Post A Comment:
0 comments: