PIKIRAN ITU SEPERTI LAYANG-LAYANG.
Cerita kita untuk kali ini sedikit berbeda karena
ini saya anggap sebagai selingan namun memiliki makna yg dalam juga sangat
memberi manfaat buat pedoman hidup kita terutama dalam mengajarkan pada
keluarga kita khususnya anak kita sebagai generasi penerus agar senantiasa
ingat pada sang khalik dan juga setia pada atran Tuhan maupun Negara dan
masyarakat.
Anak saya Zita Cahaya Gusti masih duduk di kelas
tiga SD. Walaupun cewek tapi sangat suka sekali main layang-layang dengan
saudara keponakan. Hari minggu kemarin layangannya dia terbang tinggi di
angkasa. Lalu dia berteriak, “ Ayah lihat layanganku terbang tinggi....!.”
Sayapun menghampirinya dan bertanya, “ Yang mana
layanganmu...?”
“ Itu yang putih ada ekornya yang panjang.”
Jawabnya.
Lalu sayapun berkata, “ Zi.....! kamu tahu
layanganmu yang terbang di atas itu...?”
“ Kenapa Yah, itukan layanganku. Jawab anakku.
Lalu saya menjelaskan, “ Zi.....layangan
(layang-layang) yang terbang itu seperti pikiran/jiwa manusia, sedangkan
benangnya seperti nafas kita. Jika layangan itu terbangnya tinggi, maka semakin
tenang terbangnya, karena memperolah angin. apabila layangan itu tidak kita
kendalikan, maka akan menyambit (nabrak) layangan lainnya. Bahkan layangan juga
bisa putus dan jatuh jika tidak dikendalikan dengan baik.
Dengan meditasi/dzikir nafas maka sama halnya kita
mengendalikan pikiran dan jiwa, semakin dalam dan panjang nafas dalam meditasi,
maka membuat jiwa semakin dalam dan hening meditasinya. Semakin halus nafas
meditasinya, semakin hening dan khusyu’ meditasinya.
Nafas adalah talinya jiwa dan pikiran,
dengan meditasi nafas, maka kita akan mengendalikan
pikiran dan jiwa kita.
Jika pikiran dan jiwa tidak kendalikan, maka
hidupnya akan kacau suka menabark aturan yang berlaku, bahkan banyak juga orang
yang jiwanya rusak dan gila karena menghadapi problema kehidupan.”
Zita Cahaya Gusti menjawab, “ Berarti meditasi
membuat kita jadi tenang dan bisa mengendalikan diri.”
Sayapun menjawab,” Ya benar, untuk itu mengapa ayah
mengajarkan meditasi nafas kepadamu, sejak dini, agar kamu bisa mengendalikan
jiwa dan pikiranmu.”
“ Ya Yah...” Jawab anakku sambil lari.
“ Mau kemana...?” tanyaku.
“ Ada layang-layang putus.” Jawabnya sambil mengejar
layangan.
Dunia anak kecil sangat unik dan asik sekali, setiap
bicara dengan anak-anak, mereka saya perlakukan seperti orang dewasa saya
hormati dan disayang. Kadang walupun jiwa mereka belum dewasa dan belum bisa
memahami ucapan dan nasehat yang saya berikan. Tapi saya yakin sekali, nasehat
tersebut akan terekam dalam alam bawah sadarnya. Yang akan menjadi bibit-bibit
sugesti jiwa kelak sudah dewasa.
“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, Karena
mereka hidup bukan di zamanmu”. (Imam Ali)
oleh: CAHAYA GUSTI
Post A Comment:
0 comments: