TEKNIK PEMBESARAN IKAN MODEL KARAMBA JARING APUNG
Selamat malam sahabatku selamat datang dan terima kasih sudah berkunjung di gubugku. Sahabat hatiku yg saya banggakan pada postingan kita malam ini penulis akan melanjutkan pada pstingan yang sebelumnya yang berjudul Mengenal Ikan Kerapu dan potensi pasar. tujuannya penulis akan menyajikan tentang teknik pembesaran ikan kerapu dengan model Karamba jaring apung sehingga lebih jelas. Saya rasa sahabat semua sudah tahu bahwa dalam pembesaran ikan kerapu ini memang agak sedikit rumit namun sebenarnya kalau kita tekuni masih sama juga. Kita semua tahu bahwa Metode pemelihara ikan terus berkembang, mulai dari
bentuk yang paling kuno berupa kolam sampai sistem air mengalir/air deras dan system
karamba, baik yang berupa karamba jaring apung atau karamba tancap. Metode
karamba jaring apung (kajapung) merupakan teknik akuakultur yang paling
produktif dan dapat dikatakan metode intensif dengan kontruksi yang tersusun
dari karamba-karamba jaring yang dipasang pada rakit terapung di perairan
pantai. Beberapa keuntungan yang
dimiliki metode kajapung ialah tingginya penebaran, jumlah dan mutu air selalu
memadai, tidak memerlukan pengolahan tanah, pemangsa mudah dikendalikan, dan mudah
dipanen.
A. Penentuan Lokasi
Tidak semua perairan pantai dapat dijadikan tempat
pemasangan kajapung. Hal itu dikarenakan adanya beberapa faktor yang harus
dipenuhi sebelum budi daya tersebut dimulai.
1. Faktor risiko
Faktor-faktor risiko sangat ditakuti para usahawan yang
ingin terjun dalam suatu usaha karena faktor ini dapat menjadi kegagalan total
dalam usaha tersebut. Namun, perhitungan dan pertimbangan secara cermat atas faktor
ini akan dapat membawa keberhasilan operasional budi daya. Yang tergolong
faktor-faktor risiko dalam budi daya ini antara lain sebagai berikut.
a. Gangguan alam (badai dan gelombang besar)
Badai dan gelombang besar mudah merusak kontruksi karamba
sehingga memperpendek umur rakit. Gelombang yang terus menerus menyebabkan ikan
menjadi stres dan selera makannya berkurang sehingga menurunkan produksi. Oleh
karena itu, lokasi dipilih di perairan yang dapat terlindungi dari badai
dan gelombang. Lokasi dengan pulau-pulau kecil biasanya dipilih sebagai
pelindung dari ancaman gangguan ini. Salah satu contoh penempatan lokasi
yang tepat untuk pemasangan karamba apung, dapat dilihat pada peta perairan
Teluk Banten, Jawa Barat.
Salah
satu penempatan lokasi yang terlindung dari badal
dan gelombang besar (lihat tanda panah)
b. Adanya predator
Umumnya, predator ikan budi daya dalam karamba ialah
hewan buas laut dan burung-burung laut. Meskipun bunmg-burung dapat dihindari dengan
rekayasa karamba dengan cara membuat tutup pada karamba, tetapi hewan buas laut
masih merupakan ancaman. Beberapa hewan laut yang sering mengganggu karamba
seperti ikan bola/buntal dan ikan besar yang ganas. Hewan tersebut merusak
karamba dan mengancam ketenangan ikan sehingga menyebabkan produksi berkurang.
c.
Pencemaran
Lokasi hams bebas dari bahan pencemaran yang mengganggu
kehidupan ikan. Pencemaran tersebut
dapat berupa limbah industri, limbah pertanian, dan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga biasanya berupa detergen
dan sampah organik. Limbah ini dapat mempengaruhi kondisi perairan atau menjadi
patogen dan mengganggu kesehatan ikan secara langsung.
Contoh limbah pertanian ialah pupuk, pestisida, dan
pencemaran lain. Sedangkan limbah industri contohnya bahan-bahan kimia. Limbah
kimia sangat membahayakan karena seperti limbah kimia yang mengandung logam
berat dapat tertimbun dalam tubuh ikan dan bisa mematikan orang yang
memakannya.
Beberapa kriteria atau indikator yang dapat menentukan
suatu lokasi bebas dari pencemaran yang dirumuskan oleh Tiensungrusmee dkk,
tahun 1989 ialah sebagai berikut.
-
Kadar amonia sebesar 100
mg/m3 (0,1 ppm = part per million) merupakan batas maksimum yang
diperbolehkan.
-
Biological oxygen demand
(BOD) selama 5 hari tidak boleh melampaui 5mg/l.
-
Total bakteri tidak boleh
melampaui 3.000 sel/m3.
d. Konflik
pengguna
Dalam memilih tempat untuk budi daya harus memperhitungkan
adanya keterkaitan dengan pengguna sarana laut lain. Daerah-daerah yang merupakan
tempat lalu lintas kapal harus dihindari untuk lokasi budi daya. Di samping
itu, adanya kapal tangker minyak yang berlabuh harus dijauhi karena kapal
tersebut biasanya membuang atau mendatangkan minyak ke dalam perairan.
2. Faktor kenyamanan
Lokasi yang dekat dengan jalan besar, pasar, pelelangan
ikan, dan pemasok sarana sangat
memberi kemudahan dalam operasional. Demikian juga dengan adanya sumber listrik,
telepon dan sarana penghubung lainnya.
3. Kondisi hidrografi
Selain harus jemih, bebas dari pencemaran, dan bebas dari
arus balik (up welling), perairan
harus mempunyai sifat fisika dan kimia tertentu. Beberapa sifat fisika dan
kimia yang harus diketahui yaitu suhu, kadar garam, pertukaran air dan arus, kedalaman perairan, kandungan oksigen
terlarut, serta derajat keasaman.
Pada umumnya, ikankerapumenyenangi air laut berkadar
garam 33 - 35 ppt (part per
thousand) terutama untuk ikan kerapu karang. Kerapu lumpur masih dapat hidup
baik di perairan payau (kadar garam 15 ppt), Di samping tahan kadar garam rendah, kerapu lumpur juga dapat tahan
pada kondisi air yang keruh.
Suhu perairan di Indonesia tidak menjadi masalah
karena perubahan suhu, baik harian
maupun tahunan, sangat kecil, biasanya berkisar pada 27-32°C.
Arus air sangat membantu pertukaran air dalam karamba,
membersihkan timbunan sisa-sisa metabolisme ikan, dan membawa oksigen terlarut
yang sangat dibutuhkan ikan. Namun,
harus dicegah arus yang selalu berlebihan
karena di samping merusak posisi karamba, juga menyebabkan ikan menjadi stres,
energi banyak terbuang, dan selera makan berkurang. Kecepatan arus yang ideal
sekitar 0,2 - 0,5 m/detik.
Kedalaman perairan untuk kajapung paling sedikit 1 meter,
yaitu jarak dari karamba ke dasar
perairan. Kedalaman tersebut untuk mencegah gangguan dari hewan-hewan bentik
yang dapat menginfeksi ikan budi daya. Dasar
perairan sebaiknya berupa pasir berlumpur karena akan memudahkan dalam
pemasangan jangkar rakit karamba.
Pada lapisan permukaan air yang tidak tercemar biasanya
mengandung oksigen terlarut cukup
tinggi yang memadai untuk pertumbuhan ikan.
Kandungan oksigen terlarut dalam air laut paling sedikit 4 ppm.
Air laut mempunyai daya penyangga yang besar terhadap
perubahan keasaman. Umumnya, pH air
laut antara 7,6 - 8,7.
B. Potensi Areal dan Cara Penentuan Lokasi
Dari hasil survai telah diketahui areal yang berpotensi
untuk pengembangan budi daya ikan dengan metode kajapung di selunih Indonesia ,
yaitu seluas 3.600 ha (Tabel 2).
Dengan melihat areal yang begitu luas dengan kondisi daerah yang beragam, terkadang menimbulkan
keraguan/kebimbangan dalam menentukan lokasi untuk budi daya. Suatu cara untuk
menentukan lokasi dari beberapa pilihan lokasi seperti diuraikan dalam Tabel 3. Lokasi yang terbaik akan dinyatakan
dalam jumlah nilai tertinggi.
TABEL
2. AREAL YANG BERPOTENSI UNTUK KAJAPUNG DI PERAIRAN INDONESIA
Propinsi
|
Daerah
|
Luas (ha)
|
Aceh
|
P.
weh, sabang, tel. lnok, p. simeulu
|
200
|
Sumatera
barat
|
Ma
siperut sikapa, isobar, p. sipora, p. sikkap burial, tarusan, painan.
|
100
|
Riau
|
p.
batam, p. bintan
|
350
|
Jambi
|
Nipah
panjang, kg. laut, kuala tungkal
|
50
|
Sumatera
selatan
|
200
|
|
Lampung
|
Tel.
hurun, tel. lampung
|
800
|
Jawa
barat
|
Tel.
bantam
|
400
|
Jawa
timur
|
Tel.
gili genteng, grajakan, banyuwangi, perigi, sendang biru.
|
300
|
Pajarakan
|
50
|
|
NTB
|
Tel.
ekas, tel. waru kelapa, tanjung sabodo, tel. saleh sumbawa.
|
440
|
p.
sangihe
|
200
|
|
200
|
||
Tarahan,
berau, bontang, sengkulirang, tel. adang
|
110
|
|
Maluku
|
200
|
Sumber : Tiensungrusmee dkk, 1989.
Peta
areal yang berpotensi untuk budi daya ikan laut
Dengan
kajapung di Indonesia
TABEL
3. SISTEM PENILAIAN UNTUK LOKASI
KAJAPUNG
Parameter yang Diukur
|
Angka penilaian
|
Bobot kredit
|
nilai
|
Kenyamanan
|
Baik : 5
Cukup : 3
Kurang : 1
|
2
|
10
6
2
|
Faktor
tekologi :
-
Tinggi air pasang (m)
|
> 1,0 : 5
0,5 - 1,0 : 3
< 0,5 : 1
|
2
|
10
6
2
|
-
Arus (m/detik)
|
0,2 - 0,4 : 5
0,05 - 0,2 : 3
0,4 - 0,5 : 1
|
2
|
10
6
2
|
-
Kedalaman air
dari dasar jaring (m)
|
> 10 : 5
4 – 10 : 3
< 4 : 1
|
2
|
10
6
2
|
-
Oksigen terlarut
(ppm)
|
5 : 5
3 – 5 : 3
< 3 : 0
|
2
|
10
6
0
|
-
Kadar garam (ppt)
|
> 30 : 5
20 – 30 : 3
< 20 : 1
|
2
|
10
6
2
|
-
Perubahan cuaca
|
Jarang : 5
sedang : 3
Sering : 1
|
2
|
10
6
2
|
Faktor
Pendukung :
-
Sumber listrik
|
Balk : 5
cukup : 3
Kurang : 1
|
1
|
5
3
1
|
-
Sumber pakan
|
Baik : 5
cukup : 3
Kurang : 1
|
1
|
5
3
1
|
-
Tenaga kerja
|
Baik : 5
cukup : 3
Kurang : 1
|
1
|
5
3
1
|
-
ketersediaan benih
|
Baik : 5
Cukup : 3
Kurang : 1
|
1
|
5
3
1
|
Pencemaran
|
Tidak ada : 5
Sedikit : 3
|
2
|
10
6
2
|
Sumber:
Tiensongrusmee dkk, 1986
Evaluasi : 80
– 100 % dinyatakan baik
70
– 79 % layak
60 - 69 % layak, tetapiparameter
yang bernilai rendah dapat diperbaiki dengan pendekatan ilmu pengetahuan
<
60% tidak dapat dipertimbangkan
C. Pembuatan Rakit Terapung
Untuk membuat kajapung, langkah pertama ialah membuat
rakit terapung. Pembuatan rakit ini dilakukan di perairan pantai agar mudah
dalam pembuatan dan pemindahan ke lokasi budi daya. Rakit dibuat dari bamboo atau
kayu. Penggimaan kayu ini akan lebih tahan lama dan biasanya digunakan untuk
skala yang lebih besar. Rakit ini terdiri dari beberapa unit dan dilengkapi
dengan lantai dan rumah jaga.
Untuk membuat 1 unit rakit dari bambu dengan 4 karamba
berukuran 3 x 3 x 3 m, dibutuhkan 10 batang bambu yang berdiameter 10 - 12 cm
dan panjang 8 m. Sebagai pelampung dapat digunakan styrofoam atau drum bekas
oli sebanyak minimal 9 buah. Bambu dan
pelampung dipasang sedemikian rupa dengan pengikat dari tali atau kawat. Teknik
mengikat bambu di setiap sudut rakit paling luar harus kuat dan kokoh. Caranya dengan
dipantek, kedua ujung bambu dilubangi, kemudian dimasukkan kayu pada lobang
tadi. Setelah rakit siap lalu ditarik dengan bantuan perahu untuk dioindahkan
ke lokasi budi daya.
Empat buah jangkar dan tali jangkar disiapkan untuk
memasang rakit. Tali jangkar yang digunakan berdiameter 3 - 5 cm dengan panjang
masing-masing 3 - 5 kali kedalaman perairan. Setiap jangkar berbobot 30 - 40 kg
dan ditambahkan karung yang berisi pasir sebagai penahan.
Karamba yang sudah segera siap dipasang pada rakit dengan
mengikatkan sudut-sudut karamba ke sudut-sudut bingkai rakit. Di setiap sudut karamba
dipasang , pemberat dan tali pemberat. Untuk pemberat, dapat digunakan timah
atau adukan semen+pasir dengan bobot 3 - 4 kg per buah, sedang untuk tali
pemberat, digunakan tali berdiameter 1 cm dengan panjang 4 m. Cara memasang pemberat: tali pemberat
diikatkan pada pemberat, ujung yang lain diikatkan sementara pada bingkai di
sudut-sudut karamba. Ujung tali dekat pemberat dibelitkan pada tali sudut bawah
karamba. Pemberat diturunkan ke perairan sampai karamba menjadi tegang, kemudian
tali pemberat ditarik ke atas 10 cm dan ujung tali pemberat diikat kembali pada
bingkai rakit di sudut karamba, dengan demikian yang tegang adalah tali
pemberat, bukan karamba.
Proses
pembuatan 1 unit rakit terapung dengan kerangka dari bambu
Denah
kontruksi 41unit rakit terapung dengan 4 buah karamba
salah
satu unit-unit kajapung di peraiaran teluk banten
Denah
kontruksi 4 unit rakit terapung yang dilengkapi dengan
lantai
kerja dan rumah jaga
D. Pembuatan Karamba
Biasanya karamba yang siap untuk dipasang di rakit belum
tersedia di pasaran. Bahan yang tersedia
masih dalam bentuk jaring polietilen yang digulung dan dijual berdasarkan
bobot. Jaring polietilen no 380 D/9 dan 380 D/13 berukuran mata jaring (mesh
size) 1 inci dan 2 inei (atau 1 cm dan 2 cm). Untuk membuat sebuah karamba dengan
ukuran tertentu, ada caranya. Biasanya untuk membuat karamba ada istilah
"hang in ratio" (S), yaitu nilai persentase jika jaring yang terdiri
dari mata jaring direntangkan antara dua ujung jaring. Rumusnya adalah sebagai
berikut.
L— 1
S
= ———————— x 100%
L
L
= panjang jaring dalam keadaan tertarik(direntangkan).
1
= panjang jaring tidak direntangkan.
Contoh membuat karamba 3x3x3 m dengan matajaring 1 inci
(2,5 cm) dan hang in ratio = 30 %.
Pola jaring karamba dilukiskan sebagai berikut.
Pola
jaring yang akan dipotong (a) untuk sisi samping dan
(b)
untuk sisi bawah
Sedangkan
rumus perhitungannya :
1 12
L=
———— = ————— = 17,14 m
1
- S (1 - 0,3)
17,14
Dengan
demikian panjang tiap sisi karamba =
———— = 4,28 m
428 4
dengan
jumlah mata jaring ———— =171.
2,5
Kedalaman atau tinggi
karamba dihitung dengan rumus :
420
denganjumlah
matajaring ———— = 168
2,5
d
= kedalaman atau tinggi karamba sesudah hang in ratio
Sebuah
karamba yang slap dipasang di rakit terapung
Tepi sisi samping karamba (model di atas) dihubungkan
dengan tepi sisi bawah karamba dan dirajut dengan tali plastik berdiameter 2
mm. Kemudian, setiap tepi sisi karamba ditambahkan/ditelusuri dengan tali
berdiameter 0,5 -1 cm dan dirajut. Khusus untuk bagian tepi bawah karamba, pada
tali dimasukkan timah-timah berlobang sebesar biji kacang atau lebih dengan
jarak satu sama lain 5 cm.
untuk sementara sampai disini saja dulu ya sobat jika memang sobat membutuhkan makalah ini sekedar untuk bacaan silahkan disedot dan lihat dulu disini kemudian jika mau mendownloadnya silahkan KLIK DOWNLOAD....
Sampai disini duliu semoga apa yg saya sajikan dapat memberi manfaat buat sobat semua yg lagi mencari referensi sebagai tambahan untuk lebih menyempurnakan referensi lainnya
Salam.............
Post A Comment:
0 comments: