Teknologi Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan
Penerapan
teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan adalah penggunaan suatu alat
tangkap yang tidak memberikan dampak lingkungan, yaitu sejauh mana alat tangkap
tersebut merusak dasar perairan (benthic disturbance), kemungkinan hilangnya
alat tangkap, serta kontribusinya terhadap polusi.
Faktor lain bagaimana dampaknya terhadap
keanekaragaman sumberdaya (biodiversity) dan target resources yaitu komposisi
hasil tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda. Secara teknis, suatu alat tangkap ikan dikatakan ramah
lingkungan apabila memenuhi kriteria: mempunyai selektivitas yang tinggi, tidak
merusak habitat, menghasilkan ikan berkualitas tinggi, tidak membahayakan
operator, produksi tidak membahayakan konsumen, by-catchnya rendah, tidak
berdampak buruk terhadap biodiversity, tidak membahayakan ikan-ikan yang
dilindungi, menguntungkan dan dapat diterima secara sosial (Monintja, 2000).
Proses seleksi alat tangkap ramah lingkungan
dan berkelanjutan dilakukan dengan
menggunakan metode Analitical Hierarchi Process (AHP). Metode ini merupakan penyempurnaan dari
sistem skoring, dimana dengan metode AHP dapat diketahui interaksi dari
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap alat yang diseleksi. Diagram alir proses seleksi dapat
dilihat pada Gambar 46.
Beberapa kriteria yang digunakan untuk
melihat tingkat keramahan suatu alat tangkap terhadap habitat terumbu karang (Monintja, 2000) adalah :
(1) Mempunyai selektivitas yang tinggi
Berbagai jenis pancing (angling gear) dan gillnet
mempunyai selektivitas yang paling tinggi karena dapat didesain supaya mampu
menyeleksi ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Hal ini disebabkan karena
ukuran ikan yang tertangkap pada pancing
dan drift gillnet sesuai dengan ukuran/nomor mata pancing dan ukuran mata
jaring. Bom ikan dan sianida mempunyai selektivitas yang paling rendah karena
semua jenis ikan dalam semua ukuran yang
berada dalam areal penangkapan dapat tertangkap.
(2) Tidak merusak habitat
Seluruh alat penangkapan ikan yang telah
dikenal selama ini, dinilai memiliki dampak pengoperasian yang kecil terhadap habitat apabila nelayan
menerapkan metode penanghkapan ikan secara tepat, kecuali bom ikan dan sianida. Bom ikan dan
dan sianida tidak hanya merusak habitat ikan tetapi juga dapat membunuh
ikan-ikan muda termasuk larva ikan. Radius kerusakan habitat terumbu karang
oleh bom ikan dapat mencapai 30 m dari pusat ledakan, sedangkan pada
operasional alat tangkap racun ikan (sianida) luas area yang terpengaruh dapat
mencapai radius 2 km.
(3) Menghasilkan ikan berkualitas tinggi
Berbagai jenis pancing (angling gear), bubu
(trap net), sero tancap (pound net) dan bagan apung (lift net) adalah jenis-jenis alat penangkapan ikan yang
telah dikenal menghasilkan ikan masih dalam keadaan hidup dan segar. Ikan yang
tertangkap dengan bom ikan dan sianida memiliki kualitas rendah karena ikan yang
tertangkap biasanya tulang dan perutnya hancur dan lembek, sehingga mudah
busuk.
Gambar 46.
Diagram alir proses seleksi teknologi penangkapan berwawasan lingkungan
dengan memperhatikan aspek keberlanjutan usaha penangkapan (Monintja dkk, 2002)
(4) Tidak membahayakan nelayan
Telah diteliti bahwa alat tangkap yang paling
aman bagi keselamatan nelayan adalah : pancing tangan (handline), menyusul
bagan perahu, gillnet dasar dan pancing tonda, Pengoperasian alat tangkap
dengan resiko paling tinggi adalah bom ikan dan sianida.
Dalam pengoperasian bom ikan diperlukan suatu
kehati-hatian dari operator, apabila ceroboh, maka dapat berdampak fatal
terhadap para nelayan. Beberapa jenis alat penangkapan ikan lainnya yang
memerlukan keterampilan yang tinggi dalam pengoperasiannya seperti pole and
line, pukat cincin (purse seine), pukat udang (shrimp trawl), juga beresiko dan
dapat membahayakan nelayan apabila tidak berhati-hati pada waktu
pengoperasiannya.
(5) By-catch
rendah
Hampir semua alat tangkap yang telah didesain
dan dioperasikan dengan menerapkan metode yang tepat memiliki nilai by-catch relatif rendah, kecuali bom ikan dan
sianida yang memiliki nilai relatif by-catch tinggi, karena seluruh jenis dan
ukuran ikan dapat tertangkap.
(6) Dampak terhadap keanekaragaman sumberdaya
hayati (biodiversity) rendah. Alat tangkap yang memiliki dampak negatif
terhadap biodiversity rendah adalah semua jenis pancing (angling gear). Hal ini disebabkan karena spesies target
penangkapan kedua jenis alat tangkap ini sangat jelas dan terfokus. Alat
tangkap lainnya yang dampak negatif biodiversity relatif rendah adalah jaring insang yang
dioperasikan di permukaan perairan (surface gillnet). Bagan perahu, sianida dan
bom ikan dinilai memiliki dampak negatif yang tinggi terhadap biodiversity .
(7)
Tidak membahayakan ikan yang dilindungi
Jenis alat tangkap yang tidak menangkap ikan
yang dilindungi adalah: pancing tonda dan pancing cumi. Alat yang paling berpeluang menangkap ikan
yang dilindungi adalah bom ikan, sianida, dan berbagai jenis jaring pukat.
Post A Comment:
0 comments: