slider

Navigation

Jika Nyatanya Cinta Ini Menyiksa, Aku Ikhlas Melepasnya

Jika Nyatanya Cinta Ini Menyiksa, Aku Ikhlas Melepasnya
Cinta pada hakekatnya mengajarkan kita tentang arti dari sebuah kebahagiaan. Cinta pula yang mengajarkan kita arti dari pengorbanan serta perjuangan. Dan cinta juga yang mengajarkan kita arti dari kebersamaan, bersama dalam suka maupun duka.Tapi mengapa yang aku rasakan berbeda dari cinta pada umumnya.

Cinta yang aku rasakan ini begitu terasa menyiksa dan menyakitkan. Selama ini aku sudah mencintaimu dengan sepenuh hatiku, wahai kekasihku. Selama ini aku juga sudah berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakanmu. Tapi mengapa aku merasa kamu belum puas dengan cinta dan kasih sayang yang aku berikan. Aku merasa apa yang selama ini aku lakukan untukmu tidak berarti bagimu.
Sebenarnya apa yang kamu mau dariku? Dan sebenarnya apa yang kamu inginkan dari hubungan kita ini?
Aku tidak tahu, apakah ini cinta atau hanya status saja. Karena aku merasa hanya aku yang mencinta dalam hubungan ini, sedangkan kamu tidak.

Sudah sering kali aku membatalkan janji dengan para teman dan sahabatku, hanya untuk kamu. Sudah sering kali juga aku bohong kepada orang tuaku, hanya untuk bisa bertemu denganmu. Sama seperti kemarin, waktu kamu mengirim pesan padaku.

Hanya itu yang kamu ucapkan dan langsung masuk ke rumah temanmu tanpa berusaha untuk sekedar menanyakan kabarku. Hal ini pun tidak hanya terjadi sekali, tapi hal ini sudah terjadi berkali-kali.

“hai, aku Bukan tukang ojek online. Aku adalah kekasihmu.” Hanya kata itu yang ada di hatiku. Tapi hal itu masih aku anggap wajar, karena mungkin tugas kamu banyak dan ingin segera menyelesaikannya.

Tapi apa kamu tidak ada keinginan untuk mengetahui kabarku?
Memang dalam cinta butuh pengorbanan, dan itu sudah aku lakukan untukmu.
Aku memang tidak mengharapkan balasan yang sama untuku, tapi apa kamu tidak bisa menghargai pengorbanan yang sudah aku lakukan untukmu.
Aku ini kekasihmu, yang sangat mencintaimu.
Dan aku yakin kamu pasti sudah tahu hal itu. Dan ada sebuah kejadian yang akhirnya menyadarkanku, bahwa hanya aku sendiri yang mencintai dalam hubangan ini. ya, waktu itu aku jatuh sakit untuk beberapa hari. Aku pun sudah memberitahumu tentang kondisiku. Jangankan datang kerumah, lewat pesan atau telfon pun tidak ada usaha darimu untuk memberiku semangat atau mengkhawatirkan keadaanku.

Apa memang aku tidak berarti apa-apa bagimu?
Apa memang tidak pernah ada cinta di hatimu untuku?
Jika memang tidak ada cinta di hatimu, mengapa selama ini kamu mau menjadi kekasihku?
Kejadian itulah yang menyadarkanku, betapa bodohnya diriku selama ini. selama ini aku sudah mencintai sepenuh hati, tapi aku tidak bisa mengerti bahwa aku tidak di cintai.

Mungkin aku sudah di buta kan oleh cinta, cinta yang begitu dalam kepadamu.
Mengapa selama ini kamu tidak jujur padaku dan pada dirimu sendiri, bahwa kamu tidak pernah mencintai diriku ini?

Kejujuran dan keterbukaan yang seharusnya menjadi hal paling utama dalam menjalin sebuah hubungan, tidak pernah aku rasakan selama ini. Selama ini aku memang menjadi kekasihmu, tapi aku tidak merasakan cinta dan kasih sayang darimu. Jika memang selama ini kamu ingin menguji cinta dan kesabaranku, selamat kamu telah berhasil


Jika ia sebuah cinta Ia tidak menyiksa Namun senantiasa menguji
Aku sadar yang aku rasakan selama ini bukanlah cinta, melainkan hanya status saja. Aku tidak akan pernah memaksakan cinta, cinta yang hanya membuat hatiku terluka. Jika nyatanya cinta ini menyiksa, aku ikhlas melepasnya.Jika nyatanya tidak ada cinta di hatimu untuku, lebih baik aku menjauh darimu.
Maaf, sebelum luka di hati ini semakin parah sebaiknya kita akhiri saja cerita cinta kita.
Semoga kelak kamu bahagia bersama pria yang kamu cinta. Aku yakin kita masih bisa bahagia, meski kita tidak bersama.






Share
Banner

Rustadi

Hidup adalah Pengabdian. Pengabdian dengan kerja Keras Kerja Cerdas dan Kerja Ikhlas

Post A Comment:

0 comments: